Fenomena Migrasi Burung di Indonesia
Kelompok Studi Burung Binobio Prodi Biologi FMIPA UAD mengadakan sarasehan pada Kamis, 6 Desember 2018 dengan mengangkat tema migrasi burung. Acara ini dihadiri oleh dosen –dosen dan mahasiswa pecinta burung dari Prodi Biologi UAD, Biolaska UIN Sunan Kalijaga, dan Bionic UNY, dengan menghadirkan narasumber yaitu Asman Adi Purwanto (Direktur Eksekutif BISA Indonesia). Saat ini burung-burung melakukan migrasi ke wilayah lain yang lebih hangat, berpindah sementara dari tempat asalnya yang sedang mengalami musim dingin. Beberapa tempat di Yogyakarta menjadi tempat persinggahan burung-burung migran ini, diantaranya di titik Nol KM dan di pantai Trisik, Kulonprogo. Di titik Nol KM banyak sekali burung yang bertengger di kabel-kabel listrik dan pepohonan, terutama saat burung-burung tersebut mulai istirahat dari mencari pakan di sore hari.
Fenomena migrasi burung ini adalah siklus tahunan yang rutin. Burung-burung migran ini pergi dari wilayah asalnya seperti China, Jepang dan Rusia, untuk mencari makanan di wilayah lain karena musim dingin telah menyebabkan sumber makanan berkurang. Narasumber pada acara sarasehan, Asman Adi Purwanto mengatakan, jenis burung yang banyak ditemui di titik Nol KM yaitu burung layang-layang asia. Sedangkan untuk burung pantai, terdapat setidaknya 44 jenis yang singgah di Yogyakarta.
Tantangan saat ini dalam konservasi burung migran adalah kurangnya edukasi dan penyadartahuan kepada khalayak umum sehingga banyak beredar persepsi yang salah. Seperti, daging burung yang lezat dan tidak dimiliki siapapun sehingga bebas untuk ditangkap atau diburu. Ada pula dugaan burung migran tersebut membawa virus flu burung. Menurut Diah Asta Putri, M.Si. dan Inggita Utami, M.Sc. selaku pembimbing Kelompok Studi Burung Binobio, acara sarasehan ini diharapkan dapat membuka wawasan khususnya bagi mahasiswa, sehingga timbul keingintahuan lebih lanjut tentang fenomena migrasi burung yang dapat dituangkan dalam bentuk kegiatan sosial edukasi masyarakat maupun penelitian-penelitian. Acara sarasehan diakhiri dengan foto bersama dan janji temu untuk mengamati secara langsung burung-burung migran di titik Nol KM, Yogyakarta.