Mahasiswa Biologi UAD, Temukan Potensi Tanaman Lokal dalam Pencegahan Toksisitas Pestisida Paraquat

Mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah berhasil melakukan riset yang mengungkap potensi luar biasa dari tanaman Bandotan (Ageratum conyzoides L.) dalam melawan efek toksik pestisida yang berbahan paraquat dichloride. Riset ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Riset yang berjudul “Cegah Cemaran Pestisida Paraquat: Potensi Ekstrak Bandotan untuk Menjaga Kesehatan Darah dan Sistem Ekskresi secara In Vivo” dipimpin oleh Intan Faya Nurazizah, mahasiswa Program Studi Biologi di bawah bimbingan dosen Haris Setiawan S.Pd., M.Sc. Tim riset juga terdiri dari Jelia Enggal Listina, Apriyanti, Dita Rohmantin, dan Lubna Basalamah, yang juga merupakan Mahasiswa Program Studi Biologi.

Pestisida paraquat, yang sering digunakan di perkebunan dan persawahan, dikenal memiliki toksisitas tinggi yang dapat menyebabkan kematian dan kerusakan serius pada organ-organ vital. Untuk mengatasi hal ini, tim riset memilih Bandotan karena kandungan antioksidannya, khususnya Saponin, yang berpotensi sebagai penangkal radikal bebas.

Dalam penelitiannya, tim menguji pengaruh ekstrak Bandotan terhadap perubahan histologi organ ekskresi serta dalam menurunkan kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT), Serum Pyruvic Transaminase (SGPT), Malondialdehid (MDA), dan ureum. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak Bandotan efektif dalam mengurangi tingkat kerusakan yang disebabkan oleh paparan paraquat.
“Dalam kondisi pemberian ekstrak Bandotan, kami melihat perbaikan signifikan dalam pengamatan histopatologi ginjal dan hati, yang sebelumnya mengalami kerusakan akibat paparan paraquat,” jelas Haris Setiawan, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pendamping PKM.

Haris juga menambahkan bahwa tanaman Bandotan memiliki potensi besar sebagai sumber bahan alami yang dapat melindungi tubuh dari toksisitas paraquat. Meskipun sudah ada penelitian sebelumnya mengenai Bandotan, namun riset ini memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai potensi tanaman ini dalam konteks kesehatan masyarakat.

Tim PKM Bandotan berharap hasil riset mereka dapat mendorong penelitian lebih lanjut untuk memanfaatkan potensi Bandotan secara lebih luas, baik dalam konteks pengobatan maupun perlindungan lingkungan dari efek buruk pestisida. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat Indonesia dari dampak negatif pestisida yang semakin meningkat.

Dengan hasil yang menjanjikan ini, riset oleh mahasiswa UAD ini menjadi tonggak penting dalam eksplorasi sumber daya alam lokal untuk solusi kesehatan yang lebih baik.